yang sakral

Sabtu, 04 Agustus 2012

yang sakral berarti yang suci. yang sakral meliputi Tuhan, agama, kitab suci dan sistem ritualibadah. yang sakral tidak berasal dari dunia sini. dia berasal dari dunia luar di atas sana. oleh karena itu dia disebut supernatural atau adialami. yang sakral itu suci, agung, tinggi dan tak tergaspai oleh manusia. jadi dia juga transenden.

oleh karena suci yang sakral tidak boleh dicemari manusia. manusia tidak boleh membuat agama sendiri, mengaku-ngaku sebagai nabi sembarangan, tidak boleh mengubah kitab suci semaunya. yang saktal harus dipertahankan kesuciannya. Tuhan harus dihormati. agama harus disucikan. ajaran agama harus dipatuhi. tidak boleh dihina dan direnadahkan. tindakan pencemaran agama ditentang keras oleh penganut agama tersebut.

yang sakral diraih dengan hati dan iman. dia tidak dapat sepenuhnya digapai dan dipahami oleh akal dan penalaran. akal dan penalaran didsarkan pada pengetahuan ilmiah dan pengalaman di masa lalu. oleh karena itu dia tidak dapat digunakan untuk menimbang peristiwa yang tak pernah dialami, mukjizat contohnya.
Tapi pencapaian kepada yang sakral tidak boleh hanya bermodal iman. nanti orang bisa ditipu nabi palsu dan agama palsu. mereka juga jadi dikekang oleh aturan penguasa agama. orang harus memikirkan dan mencari kebenaran dengan akal. setelah menemukannya dia harus patuh dan beriman. dalam menjalankan perintah agama orang melakukan dengan iman dan akal.
pengetahuan tentang yang sakral lahir dari naluri beragama manusia. manusia memiliki naluri beragama karena dia sadar kelemahannya.oleh karena itu dia mencari sosok yang lebih kuat, agung dan besar  sebagai tempat berlindung dan minta tolong.
orang-orang pagan menyembah langit, bumi, matahari, bintang, laut karena menurut mereka benda-benda itu besar,agung dan suci.mereka sadar mereka butuh pelindung tapi mereka tidak tahu pelindung mereka sebenarnya siapa. benda-benda itu benda mati yang tidak bisa apa-apa. mereka cuma diam.
orang-orang politheis menyembah dewa-dewa. tapi sebenarnya dea-dewa itu personifikasi kekuatan alam. mereka menggambarkan pemilik kekuatan itu sebagai manusia berkekuatan super. kenyataannya mereka tak pernah bertemu dewa-dewa itu walau mereka meyakini, menyembah sampai menggambarkan lewat patung-patung. mereka meyakininya padahal sebenarnya tidak ada. dewa-dewa hanya khayalan manusia. nama-namanya pun hasil khayalan manusia. tidak ada fakto objektif tentang itu.
kemudian terakhir adalah agama. pujaan dalam agama adalah Tuhan. Tuhan maha sempurna. dia tidak berwujud manusia karena manusia itu lemah. kenyatannya Tuhan tidak berwujud seperti manusia karena Tuhan tidak terikat materi.
manusia menggambarkan Tuhan agar mereka mempunyai bayangan yang dipuja. Tapi hal itu merendahkan Tuhan sebagai manusia. lagipula gambaran itu subjektif menurut setiap orang. hanya saja ketua lembaga agama memiliki otoritas untuk menggambarkan dan menetapkan wajah Tuhan menurut khayalan mereka. jadi sebenarnya mereka pun menyimpangkan wajah Tuhan.
Tuhan biarlah tetap misteri karena akal tak mampu menjangkaunya. biarlah agama, kitab suci, dan segala ritual agama misterius karena dengan begitulah mereka tetap menjadi yang sakral. mereka suci dan agung. mereka melampaui segala pemahaman manusia. oleh karena sudah sepantasnya manusia yang rendah hati dan sadar kelemahannya mematuhi yang sakral dengan sepenuh hati, bukan sombong mengubah atau melawan yang sakral.

0 komentar:

Posting Komentar